Thursday, January 3, 2013

Resolusi di Tahun Baru

Tahun baru datang lagi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak orang di dunia ini yang mengidentikkan tahun baru dengan resolusi baru. Ada ketetapan hati pada banyak orang, janji, komitmen, keinginan, dan harapan yang dinyatakan pada tahun baru. Menjadikan tahun baru sebagai hari membuat resolusi sudah ada sejak jaman Babilonia sekitar 4000 tahun yang lalu, dan tetap menjadi budaya global saat ini.

Membuat statement tentang apa yang diharapkan bisa didapatkan pada suatu tahun tertentu bagaimanapun juga merupakan hal yang positif. Ini merupakan target yang dinyatakan. Target yang dinyatakan dengan jelas akan memberikan dampak keberhasilan yang lebih tinggi pula. Semakin jelas apa yang kita mau, semakin jelas juga cara mencapainya, dan semakin jelas pula kita bisa tahu apakah apa yang kita inginkan tersebut sudah tercapai atau belum.

Sayangnya banyak juga resolusi yang ditetapkan pada tahun baru tertentu, yang tidak disertai dengan action, sehingga resolusi tersebut tidak menghasilkan apa-apa. Akhirnya, resolusi tersebut diulang lagi untuk menjadi resolusi tahun baru berikutnya. Dan ini tidak cukup satu tahun dua tahun, bisa saja terus berulang pada tahun-tahun berikutnya.  Banyak orang yang menetapkan untuk "berhenti merokok"mulai pada tahun baru tertentu. Satu minggu pertama berhasil, satu minggu berikutnya tetap berhasil tidak merokok walaupun sudah mulai tergoda, minggu ketiga mulai gelisah untuk merokok lagi, dan minggu ke empat bobollah pertahanan diri. Akhirnya? Merokok lagi. Ini berulang-ulang terjadi tiap tahunnya. Kalau demikian apakah resolusi tahun baru menjadi percuma? Tidak!

Meskipun tidak ada jaminan berhasil dari resolusi tahun baru, tapi menetapkan suatu resolusi sudah merupakan hal positif yang perlu dihargai.  Minimal hal tersebut sudah menunjukkan ada keinginan untuk menjadi lebih baik di tahun berikutnya. Namun perlu diingat, resolusi yang tidak juga tercapai apabila berjalan bertahun-tahun bisa membuat seseorang jera, atau bahkan frustasi dengan resolusinya sendiri. Untuk itulah kita perlu ber-resolusi secara cerdas. Bagaimana resolusi yang cerdas?

Pertama, buatlah resolusi yang menantang tetapi yang kita yakini bisa tercapai. Dalam bahasa textbook sering disebut dengan "challenging but achievable".  Resolusi untuk menjadi milyarder pada tahun depan sangat menantang, tetapi apabila posisi kita saat ini hanya berpenghasilan dibawah satu juta rupiah per bulan tentunya akan sulit untuk tercapai.  Ini "challenging but not achievable".  Resolusi untuk mandi dua kali sehari akan sangat mungkin tercapai karena ini sudah merupakan kebiasaan kita, tetapi kalau ini sudah menjadi kebiasaan kita lalu apa tantangannya? Ini adalah contoh yang "Achievable but not challenging".  Penghasilan kita sekarang Rp. 2 juta perbulan dan kita berjanji akan menabung setiap bulannya Rp. 500.000,-- .  Nah ini cukup menantang karena kita harus disiplin menyisihkan 25% dari pendapatan kita untuk ditabung, dan ini tingkat kemungkinan berhasilnya juga masih ada karena kita masih bisa hidup dengan 75% dari penghasilan kita misalnya.

Kedua, kaitkan resolusi dengan keyakinan agama. Resolusi adalah janji dan agama apapun selalu menganjurkan kalau janji harus ditepati.  Tidak menepati janji adalah dosa. Nah, kalau sudah bicara tentang dosa, kita akan menjadi berhati-hati.  Jangan sampai kita membuat janji palsu atau janji kosong. Kalau demikian apakah lebih baik kita tidak berjanji? Oh...nanti dulu. Resolusi adalah janji kita untuk menjadi lebih baik, sedangkan berusaha untuk menjadi lebih baik juga merupakan ibadah. Jadi, tetaplah jangan ragu untuk membuat resolusi, selama resolusi kita adalah resolusi positif. Mari kita jadikan ini sebagai bagian dari ibadah kita.

Ketiga, satukan keyakinan dan tindakan. Resolusi yang kita buat akan menjadi percuma apabila kita tidak yakin bahwa kita bisa mencapainya.  Itu hanya mimpi namanya. Namun apabila kita sangat yakin bahwa kita akan bisa mencapai apa harapan kita, namun kemudian tidak didukung dengan tindakan nyata, bisakah? Tentunya tidak.  Resolusi menabung 25% dari pendapatan hanya mungkin tercapai apabila kita benar-benar bertindak, yaitu memasukkan 25% dari pendapatan kita untuk ditabung, dan kita harus disiplin dengan tindakan kita. Jadi, keyakinan dan tindakan (belief and action) harus menjadi satu kesatuan.

Apa resolusi Anda ditahun baru ini? Semoga tercapai! Yakinlah tercapai!

Mr. AP

No comments: