Sunday, September 15, 2013

Venezia (Venice) Kota Air: sebuah impian yang terwujud


Saat saya kuliah S1 di Undip, antara tahun 1982 sampai 1988, salah satu poster yang saya pasang di kamar kos adalah gambar kota Venezia. Saat itu saya benar-benar kagum dan teheran-heran bagaimana ada kota air, dan transportasinya pun dengan perahu. Moga-moga suatu saat saya bisa kesana, begitu selalu saya idamkan.




Hari ini impian saya itu tewujud. Saya naik kereta Api Trenitalia dari Florensia (orang Italy menyebut kota ini Firenze) ke Venezia (atau sering disebut Venice). Dalam perjalanan saya masih penasaran bagaimana suasana kotanya nanti. Akhirnya hanya dalam waktu sekitar 1,5 jam sampailah saya di Venezia.



Keluar dari stasiun kereta, kita sudah dihadapkan pada sungai yg cukup lebar....dan ternyata itulah jalan besarnya. Mereka menyebutnya Grand Canal. Banyak perahu besar maupun kecil berlalu lalang. Ada bus, ada taxi. Busnya ya water bus, dan taxinya juga water taxi. Busnya perahu besar seukuran bus, taxinya juga perahu dengan ukuran yang lebih kecil. Banyak loket tiket didepan stasiun yang menawarkan jasa transportasi air dan juga jasa wisata. Untuk menuju pusat kota, yaitu Santo Marco, kita bisa memilih menggunakan bus air (water bus) atau bisa pula menggunakan taxi air (water taxi). Tersedia juga bus wisata, yang ada pemandunya.



Saya memilih menggunakan bus biar irit. Ada beberapa pilihan tiket. Paling murah adalah tiket untuk 12 jam, seharga 18 Euro. Tesedia pula tiket untuk 24 jam, 2 hari, dan 1 minggu.  Karena sorenya saya akan pulang lagi ke Florenzia, makan saya memilih tiket 12 jam.



Dalam perjalanan menuju pusat kota, kita berhenti dibeberapa titik pemberentian. Penumpang boleh behenti dimana saja, dan disambung dengan bus selanjutnya yang akan lewat setiap 15 menit. Bisa turun kapan saja, dan naik kapan saja.

4 September 2013
(Saya tulis di perjalanan pulang dari Venezia ke Florencia dengan menggunakan kereta api Trenitalia)

Thursday, September 12, 2013

Pengalaman Terbang Bersama Qatar Airways


Penerbangan kali ini saya menggunakan Qatar Arways. Rutenya Jakarta -Doha, dilanjutkan Doha - Roma.  Alasan saya menggunakan Qatar Airways adalah karena saat booking, maskapai inilah yang relatif murah.  Sebetulnya ada maskapai lain yang lebih murah, yaitu Srilankan Air, namun setelah membaca review dari pengguna sebelumnya, saya memutuskan untuk menggunakan maskapai pernerbangan yang harganya sedikit diatasnya namun yang lebih dapat dipercaya.

Penerbangan dari jakarta ke Doha (dengan nomor penerbangan QR 0673) memakan waktu sekitar 8 jam 15 menit, sedangkan dari Doha ke Roma (dengan nomor penerbangan QR 0081) sekitar 6 jam. Berangkat dari Jakarta jam 5.45 sore, dan sampai di Doha sekitar jam 10 malam.  Berangkat lagi dari Doha jam 2.25 pagi, sampai Roma sekitar jam 7.25 pagi.



Tentang pesawatnya, kalau dilihat dari interiornya nampaknya ini bukan pesawat baru, tapi masih bagus. Disetiap kursi tersedia monitor yang bisa kita atur jenis tayangan yang kita inginkan. Bisa map, movie, song, text, maupun game.  Al Quran juga ada. 

Tempat duduk di kelas ekomominya adalah 2-4-2. Beberapa kali saya menggunakan penerbangan internasional dengan rute jauh (JAL, SQ, Qantas, Emirate) biasanya komposisi tempat duduknya adalah 3-5-3. Saya tidak tahu benar jenis pesawat yang saya tumpangi ini, namun mungkin bukan pesawat berbadan lebar. Komposisi irit kursi dalam satu baris ini tidak membuat tempat duduknya lebih lebar, tempat duduk menurut saya cukup sempit. Tangan saya harus selalu bersentuhan dengan sebelah saya.



Setiap penumpang mendapatkan semacam gift set yang isinya kaos kaki, penutup mata, sikat gigi, yang dimasukkan dalam kantong kecil yang bisa digantungkan di leher untuk tempat dokumen.



Makanan cukup enak. Menu makanan selalu ada 2 pilihan. Pada flight pertama saya mendapatkan 2 kali makan. Yang pertama saya memilih beef, sedang yang kedua, mereka menyebutnya snack tetapi sebetulnya ya makan besar biasa, saya memilih chicken. Rasanya ok.

Untuk flight kedua saya belum tahu karena saat saya menulis review ini makanan belum disajikan. Jam saya menunjukkan pukul 04.30 pagi waktu Doha. Perjalanan dari Doha ke Roma sekitar 6 jam.

Pramugarinya cukup ramah dan cekatan. Melihat warna kulit dan wajahnya nampaknya pramugari tidak didominasi oleh orang Qatar. Ada Cinanya (atau mirip Cina atau Korea), ada juga orang Indonesia, atau Melayu (atau yang mirip). 

Saat take off dan landing tadi sangat mulus. Dari nama dan logat bicaranya kelihatannya pada flight yang pertama adalah orang bule, tepatnya bule Australia (dari aksen bicaranya sih....).

Secara overall Qatar Arways saya beri nilai 7. Sebagai perbandingan Emirate saya beri nilai 8, SQ dan JAL saya beri nilai 9. Tapi nilai 7 bukan nilai jelek loh, itu udah dapat B kalau di kuliahan.

AP.
(ini saya tulis didalam pesawat, dengan menggunakan words yang ada di Samsung Galaxy Pad. Nanti kalau ada akses intenet tinggal saya copy paste).

Doha International Airport, Qatar


Setelah terbang sekitar 8 jam dari Jakarta, sampai juga saya di Doha International Airport. Doha adalah ibu kota Qatar, salah satu negara terkaya di dunia.

Turun dari pesawat saya harus mengantri bus, yang mengangkut kita para penumpang dari pesawat ke terminal airport. Suasana lalu lintas di landasan ini nampak kurang teratur. Bus yang saya tumpangi berjalan bersamaan dengan pesawat terbang yang berjalan berdekatan dengan bus.

Bus berhenti di teminal. Namun tenyata untuk yang tujuan akhirnya Doha saja. Untuk yang transfer ke tujuan lain masih terus, di terminal berikutnya. Ternyata memang ada 2 Terminal di Doha, Terminal 1 untuk yang turun di Doha, dan Trminal 2 untuk yang transfer. Turun dari bus kita masuk ke terminal yang sangat ramai. Nampaknya lebih banyak orang yang hanya transfer di Doha dari pada yang tujuan akhirnya Doha.



Pesawat saya berikutnya adalah Qatar Airways QR 081 menuju Roma yang diskedulkan jam 02.25 dini hari. Masih sekitar empat jam lagi. Saya gunakan untuk melihat-lihat duty free shop. Kali ini belum beli apa-apa disini. Nanti saja pulangnya. Saya akan transit lagi di sini 8 September.





Dari sisi kemewahan dan kenyamanan, Doha International Airport masih dibawah KLIA (KL), Changi (Spore), maupun Dubai.

AP
(Saya tulis ini di Pesawat dari Doha ke Roma, tanggal 2 September 2013, dengan beberapa revisi saat akan diupload)

Sunday, September 1, 2013

Jakarta Airport Hotel: Mahal tapi OK

Pesawat Garuda GA 203 dari Jogja seharusnya landing pukul 9.15, namun karena tadi berangkatnya terlambat sekitar 15 menit maka landingnyapun terlambat sekitar 15 menit. Tapi buat saya tidak masalah sama sekali karena flight saya berikutnya nanti pukul 5.45 sore.

Setelah mengambil koper begasi, saya keluar....duh....panas sekali udaranya. Sayangnya, counter check in Qatar Airways, maskapai yang akan membawa saya ke Roma nanti, baru akan buka sekitar pukul 3 sore. Wah...ngadem kemana nih? Udara di luar airport panas sekali.

Akhirnya saya putuskan untuk istirahat di Jakarta Airport Hotel, yang ada di Terminal 2 E. Saya senang karena mereka punya harga transit (maksimal sampai jam 6 sore). Yup.....pas.....karena saya hanya perlu ngadem (sambil istirahat sih.....) sampai pukul 3 sore, sambil menunggu checkin counter buka.

Nah...bagian yang saya kurang suka adalah "harganya". Untuk pemakaian transit saya dikenakan Rp. 750.000,-- Cukup mahal.... kalau tarip permalam Rp. 1.200.000,--. Dengan fasilitas yang sangat standar (standar bintang 3 lah......), harga segitu temasuk mahal. Tapi, karena lokasi hotelnya di dalam airport....mahalnya harga kamar tertutup dengan nyamannya lokasi.

Saya jadi ingat materi Pengantar Ekonomi saat kuliah S1 dulu.......PLACE UTILITY!

Ok....mahal gak apa-apa.....saya tetap puas kok.....

AP

Executive Lounge di Airport Adi Sucipto dan Kartu Kredit Platinum BNI Unsoed

Pagi ini jam 6.30 saya sudah sampai di Bandara Adisucipto Jogja.  Flight saya Garuda GA 203 ke Jakarta dijadwalkan berangkat pukul 08.00. Saya belum sarapan pagi sehingga saya putuskan untuk ke executive lounge yang ada di sekitar ruang tunggu. Yang akan saya sharing disini adalah dengan kartu kredit Platinum kerjasama BNI dengan Unsoed, saya mendapatkan vasilitas gratis di Borobudur Lounge.
Harga normal Rp.75.000,--
Lumayan.....ngirit 75 ribu perak.....

AP