Thursday, December 8, 2011

Rasa Takut? Siapa Takut!

Terkadang kita dihinggapi rasa takut untuk memulai pekerjaan yang baik dan mulia. Takut gagal. Takut dicemooh. Takut disepelekan orang. Terkadang pula kita dibebani rasa takut saat akan mencapai tujuan tertentu. Untuk mendapatkan gelar pendidikan tertentu, untuk mengikuti ujian tertentu, untuk mendapatkan kejuaraan tertentu, atau untuk mendapatkan tingkat jabatan tertentu. Ketakutan ini biasanya masih berkisar di takut gagal, takut tidak tercapai, takut dicemooh orang dan sebagainya. Rasa takut ini menghinggapi anak muda maupun orang yang sudah mencapai usia dan pengalaman hidup tertentu.

Rasa takut ini normal. Manusiawi. Rasa takut apabila diolah dengan baik justru akan menjadi pendorong kita untuk maju. Rasa takut tidak untuk dihindari. Tapi harus dihadapi. Mengapa? Menghindari rasa takut akan berakibat kita tidak mau berbuat. Tidak mau bertindak. No action. Kita akan terjerumus kedalam keputusan lebih baik tidak memulai karena kalau tidak memulai atau tidak mengambil tindakan kita juga akan terbebas dari rasa takut.

Rasa takut harus dihadapi. Kita toh sudah tahu bahwa rasa takut itu manusiawi. Selama kita masih manusia kita akan tetap memiliki rasa takut. Rasa takut harus kita olah. Kita manage. Kalau perlu biarlah kita tetap dibebani rasa takut tetapi kita tetap berjalan menuju yang kita mau. Orang yang tetap bertindak meskipun dibebani rasa takut justru seorang pemberani yang luar biasa.

Bagaimana strategi untuk menghadapi rasa takut?

Pertama, jangan cengeng. Kita boleh menangis tetapi jangan cengeng! Bangkitkan nyali. Nyali berkelahi dengan kecengengan diri sendiri.

Kedua, keraslah pada diri sendiri. Ini adalah lanjutan dari langkah sebelumnya. Agar tidak cengeng kita harus berani dan rela untuk "keras pada diri sendiri". Keras pada diri sendiri bukanlah menyakiti diri sendiri. Justru menyelamatkan diri sendiri. Ingat pepatah " Kalau kita keras pada diri sendiri, maka dunia akan lembut kepada kita. Kalau kita lembut kepada diri sendiri, dunia akan keras pada diri kita".

Berikutnya? Percayalah bahwa setiap manusia memiliki hak untuk berhasil. Termasuk diri kita. Tetapi kan bisa saja gagal? Iya, setiap manusia bisa gagal. Tetapi setiap manusia bisa juga berhasil. Kalau kita berpihak pada kegagalan maka kita akan ditarik oleh "magnet kegagalan". Tetapi kalau kita berpihak kepada keberhasilan, maka kita akan ditarik oleh "magnet keberhasilan". Untuk itu maka lebih baik kita fokus kepada keberhasilan dari pada menyerahkan diri kita mentah-mentah untuk dimakan oleh kegagalan. Mungkin saja kita gagal, tetapi jangan biarkan semudah itu. Lakukan yang terbaik! Berjuanglah sekuat tenaga! Survive!

Tetaplah berjalan menuju yang kita mau. Maju tak gentar. Walau badai menghadang, tetapi dengan keteguhan hati kita maka badai tersebut tidak akan mampu memukul mundur kita. Teruslah berdoa. Tuhan adalah penentu terakhir. Untuk itu tetaplah berdoa. Bedoa agar kita diberi jalan, diberi kemudahan, diberi kekuatan, dan diberi keberhasilan!

Sukses untuk kita semua.

AP

1 comment:

Unknown said...

Good writting.... thank a lot:)indah